News & Research

Reader

Adaro (ADRO) Getol Investasi, Kas Tebal
Thursday, May 02, 2024       08:28 WIB

JAKARTA, investor.id - PT Adaro Energy Indonesia Tbk ( ADRO ) memiliki kas bersih cukup tebal sebesar US$ 1,75 miliar atau setara Rp 28,45 triliun pada akhir kuartal I-2024, sehingga membuat perseroan memiliki ruang fleksibilitas untuk terus berinvestasi.
Berdasarkan ikhtisar laporan keuangan Adaro Energy pada tiga bulan pertama 2024, perseroan agresif berinvestasi ke bisnis-bisnis baru, seperti bisnis energi baru terbarukan (EBT) terutama bidang kelistrikan dan investasi di smelter aluminium serta fasilitas pendukungnya.
Tak heran, realisasi belanja modal ( capital expenditure/capex ) Adaro Energy pada kuartal I-2024 meningkat 56% menjadi US$ 206 juta dari sebelumnya US$ 132 juta. Capex tersebut terutama dihabiskan untuk mendanai pembelian alat berat, tongkang, dan infrastruktur pendukung di rantai pasokan.
Emiten berkode saham ADRO tersebut juga melaporkan arus keluar bersih yang dipakai perseroan untuk mendukung aktivitas investasi pada kuartal I-2024 mencapai US$ 205 juta atau sekitar Rp 3,33 triliun, naik dari kuartal I-2023.
Kenaikan itu didorong oleh peningkata pembelian aset tetap sebesar 55% menjadi US$ 201 juta. Peningkatan ini sekaligus membuktikan aksi ADRO yang tanpa henti mengeksekusi rencana investasinya.
Presiden Direktur dan CEO Adaro Energy Indonesia ( ADRO ), Garibaldi Thohir atau biasa disapa Boy Thohir menegaskan, di tengah ketidakpastian global dan tren pelemahan harga batu bara, perseroan berkomitmen mempertahankan efisiensi biaya.
Posisi neraca dan keuangan ADRO secara keseluruhan tetap sehat, sehingga menyediakan fleksibilitas pada saat ini. "Operasi kami memulai tahun ini dengan baik dan investasi yang kami perluas ke bisnis-bisnis baru berjalan baik sesuai panduan," kata dia dalam keterangannya, Rabu (1/5/2024).
Kesehatan keuangan ADRO juga dapat dilihat dari kemampuan memangkas liabilitas. Hingga Maret 2024, total liabilitas perseroan sebesar US$ 2,67 miliar, yang terdiri atas liabilitas jangka pendek US$ 1,7 miliar dan jangka panjang US$ 971 juta.
Total kewajiban tersebut turun 12,78% menjadi US$ 2,67 miliar dari sebelumnya US$ 3 miliar. Di sisi lain, ekuitas perseroan meningkat menjadi US$ 7,79 miliar dari sebelumnya US$ 7,4 miliar.
Alhasil, total aset ADRO bertambah menjadi US$ 10,46 miliar dari US$ 9,82 miliar. Saldo kas pada akhir kuartal I-2024 naik 5% menjadi US$ 3,16 miliar, yang 30% di antaranya meliputi total aset.
Laba Bersih Rp 6 Triliun
ADRO juga berhasil menekan beban pokok pendapatan sepanjang kuartal I-2024 sebesar 24% menjadi US$ 815 juta. Padahal, pada kuartal I-2023, beban pokok pendapatan perseroan mencapai US$ 1 miliar.
Penurunan beban pokok pendapatan terutama dipicu oleh berkurangnya beban royalti, seiring penurunan harga jual rata-rata maupun harga acuan batu bara. Adapun biaya penambangan naik 10% akibat kenaikan volume.
Perseroan mencatat peningkatan pengupasan lapisan penutup sebesar 17% menjadi 66,21 juta bcm dan nisbah kupas 3,66 kali atau meningkat 2% dibandingkan kuartal I-2023. Total konsumsi bahan bakar naik 21% paralel dengan pertumbuhan volume. Biaya kas batu bara per ton (tidak termasuk royalti) turun sebesar 22% (yoy) pada kuartal I-2024.
Beban usaha ADRO pada kuartal I-2024 turun 25% (yoy) menjadi US$ 108 juta karena penurunan 39% pada pendapatan negara bukan pajak ( PNBP ) porsi pemerintah pusat (4%) dan pemerintah daerah (6%).
Meski beban usaha turun, itu belum mampu mengangkat laba usaha ADRO yang tetap tergerus menjadi US$ 513 juta dari sebelumnya US$ 624 juta. Begitu juga dengan laba sebelum pajak yang turun menjadi US$ 532 juta dari US$ 661 juta.
Penurunan tersebut membuat laba periode berjalan perseroan turun menjadi US$ 426 juta. Laba bersih terpangkas menjadi US$ 374 juta atau setara Rp 6 triliun dari sebelumnya US$ 458 juta.
Hal itu paralel dengan pendapatan ADRO yang turun 22% pada kuartal I-2024 menjadi US$ 1,44 miliar atau ekuivalen Rp 23 triliun dari sebelumnya US$ 1,83 miliar. Meski demikian, perseroan membukukan volume produksi dan penjualan pada kuartal I-2024 masing-masing naik 15% dan 5% menjadi 18,07 juta ton dan 16,48 juta ton.

Sumber : investor.id

powered by: IPOTNEWS.COM